Wednesday, December 19, 2012

Komunikasi Kelompok


KOMUNIKASI KELOMPOK
Ò  Komunikasi kelompok àsuatu pola interaksi antar anggota daripada sebagai suatu rangkaian khusus.
Ò  Ada 2 faktor dinamika kelompok:
1) pola komunikasi kelompok
 2) faktor-faktor  yang mempengaruhi efektifitas komunikasi.
Ò  Ada 3 pendekatan pola komunikasi:
  1. Analisis interaksi
  2. Perbandingan komunikasi satu arah dengan dua arah
  3. Jaringan komunikasi
  4. Johnson (1996) komunikasi kelompok à suatu pesan yang disampaikan oleh seorang anggota kepada satu atau lebih anggota lain dengan tujuan mempengaruhi perilaku orang yang menerima pesan.
  5. Komunikasi dapat berupa sentuhan, melihat, mendengar, dan mencium.
  6. Komunikasi dua arah à komunikasi yang dilakukan oleh dua orang dan saling memberi timbal balik.


KOMUNIKASI DALAM PEMECAHAN MASALAH KELOMPOK
  Penyebab timbulnya masalah dalam pertukaran informasi adalah ada gangguan dalam pemecahan kelompok.
  Penggabungan informasi, ide, pengalaman, dan pendapat dari anggota adalah bagian mendasar dalam pemecahan masalah kelompok

Analisis Interaksi
Ò  Bales, 1953, kelompok yang efektif  à mampu menjaga keseimbangan antara tugas & kegiatan emosi sosial & mengembangkan suatu sistem pengamatan yang dikenal sebagai analisis interaksi untuk menganalisis interaksi antara anggota kelompok.
Ò  Interaksi antara anggota kelompok dapat dianalisa dalam tiga tingkatan:
  1. frekuensi komunikasi
  2. Pihak-pihak yang berkomunikasi
  3. cara seseorang menggerakkan orang lain.

JARINGAN KOMUNIKASI
Langkah-langkah dalam menentukan siapa yang dapat berkomunikasi  dan bagaimana komunikasi itu dilakukan (secara langsung / melalui anggota lain) sehingga  dapat diterima antar anggota dalam kelompok/organisasi.




Skema jaringan komunikasi
·         Skema Lingkaran
-Struktur lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain di sisinya



·         Skema Roda
Struktur roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya di pusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya


·         Skema Y
Relatif kurang tersentralisasi dibandingkan skema roda, tetapi lebih tersentralisasi dibanding dengan pola lainnya. Pada skema Y juga terdapat pemimpin yang jelas (orang ketiga dari bawah). Tetapi satu anggota lainnya berperan sebagai pemimpin kedua (orang kedua dari bawah). Anggota  dapat mengirimkan & menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga anggota lainnya komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang lainnya

·      Skema Rantai
Sama dengan skema lingkaran kecuali bahwa para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat di sini. Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka yang berada di sisi lain


·         Skema Semua Saluran (Pola Bintang)

Hampir sama dengan skema lingkaran dalam artian semua anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam skema semua saluran, setiap anggota bisa berkomunikasi dengan setiap anggota lainnya. Pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota secara umum
Penjelasan dari skema
Anggota kelompok yang menempati posisi pusat jaringan komunikasi mempunyai:
  lebih banyak informasi
  tampil sebagai pemimpin kelompok
  lebih mampu mengkoordinasi kegiatan kelompok
  biasanya lebih puas dengan pekerjaan kelompok daripada anggota yang menempati posisi pinggir.
Jaringan kelompok yang tidak terpusat (lingkaran dan terbuka) punya semangat kelompok lebih besar daripada jaringan komunikasi yang terpusat (rantai, Y, dan roda).

PERBEDAAN ANTARA JARINGAN KOMUNIKASI YANG TERPUSAT DAN YANG TIDAK TERPUSAT SEBAGAI FUNGSI KERUMITAN TUGAS.
Catatan:
Tugas mudah à butuh pengumpulan informasi à  jaringan yang terpusat lebih efisien dalam hal kecepatan dan berkurangnya kesalahan, contoh: memberi simbol, huruf, nomor, dan pengenalan warna
Tugas sulità membutuhkan analisa informasi à jaringan yang tidak terpusat lebih efisien aritmatika, menyusun kata,  pembuatan kalimat, dan diskusi masalah

POLA KOMUNIKASI DALAM SUSUNAN KEKUASAAN
  Susunan kelompok
ü  Terjadi ketika syarat-syarat pesan dibuat sedemikian rupa sehingga anggota kelompok yang berbeda mempunyai peran yang berbeda
ü  Anggota yang menjalankan peran tertentu membimbing anggota lain untuk menyakinkan bahwa mereka memenuhi syarat-syarat peran mereka.

 
Ò  Komunikasi satu arah
  ketua memberi perintah
  anggota bersifat pasif
  keefektifan komunikasi ditentukan cara pesan dibuat & disampaikan.
Keuntungan àbutuh waktu lebih sedikit daripada dua cara lainnya.
Kerugianàkurang efektif & kurang memuaskan penerima pesan.
               

Ò  Komunikasi satu arah komunikasi dengan feedback
  ketua menyampaikan pesan à anggota kelompok àmemberi feedback untuk mengetahui seberapa baik memahami pesan tersebut
  Hal terpenting : anggota kelompok memberikan feedback tentang pemahaman dan bukan pendapat setuju/ tidak
Keuntungan àlebih cepat daripada komunikasi dua arah & tidak menghalangi ketua.
Kerugiannya àkurang efektif & lebih menghalangi anggota kelompok.
Ò  Komunikasi dua arah
 ketua dan anggota kelompok lainàdapat saling bertukar ide dan informasi secara bebas serta perasaan setuju dan tidak setuju / bahkan ragu-ragu à dapat didiskusikan dan diatasi à sehingga tidak mengganggu pekerjaan kelompok.
Keuntungannya àterjadi interaksi anggota yang terbuka dan jujur, pastisipasi dan kepemimpinan yang terbagi rata, pengambilan keputusan dengan cara mufakat dan unsur-unsur lain yang ada dalam hal keefektifan kelompok, tidak menghalangi anggota kelompok dan lebih efektif untuk seluruh kelompok dalam waktu yang lama serta dapat mengatasi permasalahan dalam kelompok secara lebih cepat.
Kerugiannya àmenghabiskan waktu lama dan menghalangi ketua.


JARINGAN INFORMASI INFORMAL DAN GATEKEEPER (PENJAGA PINTU)

Ò  Gatekeeperadalah orang yang mengartikan dan  menafsirkan pesan, informasi, dan perkembangan-perkembangan baru dalam hubungan pertemanan kelompok.
Penjaga pintu tersebut dibagi menjadi dua yaitu:
Ò  Penjaga pintu informasi àmenerima pesan dari orang yang lebih berkuasa, dengan membaca, mendengarkan dan menggambarkannya dalam laporan tertulis dan pesan lisan kepada tingkatan yang lebih luas daripada yang dilakukan kelompok lainnya.
Ò  Penjaga pintu teknologi àmembaca lebih banyak dalam bidangnya dan berkonsultasi lebih sering dengan sumber di luar daripada anggota kelompok lainnya.
Tugasàsebagai penerjemah dengan mengambil pesan dari orang yang lebih berkuasa dan menyampaikannya dengan menggunakan pola yang dapat dipahami dan arti yang lebih khusus yang mereka pakai untuk anggota kelompok yang berbeda


PENGARUH TERHADAP PESAN DALAM PROSEDUR KOMUNIKASI SATU ARAH
Ada 3 proses psikologis digolongkan dalam penyederhanaan suatu pesan;
Ò  Perpaduanà Pesan yang disampaikan cenderung lebih pendek dan singkat agar dapat lebih mudah dipahami
Ò  Penajamanà penguatan, pemahaman, dan pelaporan yang bersifat pilihan sejumlah perincian dari tingkatan yang lebih luas
Ò  Pencampuranà Penerima pesan membawa sebagian besar pesan ke dalam batasan referensi dan kepribadiannya sendiri (penafsiran dan ingatan yang didengar dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan si penerima sendiri)
PENGARUH KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI KELOMPOK
Terdapat beberapa pengaruh kefektifan dalam komunikasi kelompok yaitu :
Ò  Norma-norma kelompok à tidak bersifat defensive karena hal ini dapat menyebabkan seseorang dapat merasa terancam
Ò  Pengaruh fisikà Suasana lingkungan yang terlalu panas, dingin atau terlalu ramai dapat menyebabkan komunikasi ini terganggu.
Ò  Pengaturan tempat dudukà dibuat saling bertatap muka dianggap lebih efisien untuk dapat memberikan pendapat.
Ò  Humorà dibutuhkan untuk mengurangi ketegangan dan membuat nyaman peserta

HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan  komunikasi tidak efektif  yaitu adalah :

1. Status effect
Perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap orang
2. Semantic Problems
Bahasa yang dipakai komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan harus benar-benar memperhatikan gangguan semantis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication).
3. Perceptual distorsion
Ò  Disebabkan àperbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lainà  sehingga terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.

4. Cultural Differences
Ò  Disebabkan adanya perbedaankebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku.
5. Physical Distractions 
Ò  Disebabkan à gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels
Ò  Disebabkan gangguan pada media yang digunakan dalam komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, dll.
7. No Feed back
Ò  Terjadi ketika sender mengirim pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia.

Lima Komponen atau Unsur Penting dalam Komunikasi yang Harus Diperhatikan, yaitu:
  pengirim pesan (sender)
  pesan yang dikirimkan (message)
  cara pengiriman pesan (delivery channel / media)
  penerima pesan (receiver)
  umpan balik (feedback)






Konformitas dan Kohesivitas

Konformitas





Kohesivitas


Obedience and Compliance

Konformitas

Perubahan tingkah laku (act) atau keyakinan (belief) individu sebagai hasil dari tekanan kelompok secara langsung maupun tidak langsung” .(Asch, 1951)

Kesepakatan
Permintaan langsung dari satu orang ke orang lainnya.

Kepatuhan
Seseorang memerintahkan kepada satu orang lain atau lebih untuk melakukan satu atau lebih tindakan. Biasanya dipengaruhi Power atau otoritas.

Indoktrinasi Intensif
Ind. Menjadi anggota suatu kelompok ekstrem dan menerima belief serta aturan tanpa banyak bertanya.

          (Simple) Compliance:
                Perubahan tingkah laku sebagai hasil dari tekanan kelompok secara langsung maupun tidak langsung dengan tetap mempertahankan keyakinan (belief) individu.
          (Private) Acceptance:
                Perubahan tingkah laku (act) dan keyakinan (belief) individu sebagai hasil dari tekanan kelompok secara langsung maupun tidak langsung”
          Obedience:
                Kesediaan untuk mematuhi apa yang diperintahkan oleh orang lain. Biasanya dipengaruhi oleh kekuasaan (power)  atau otoritas.

PERBEDAAN COMPLIANCE DAN OBEDIENCE
COMPLIANCE
1.    Memberikan alternatif atau pilihan bebas pada subjek
2.    Tidak ada konsekuensi yang memaksa
3.    Memungkinkan adanya perlawanan
OBEDIENCE
1.       Tidak ada alternatif atau pilihan bebas untuk subjek
2.       Paksaan dengan kekuasaan dimungkinkan melalui beragam hukuman
3.       Perlawanan ditekan dengan menggunakan ancaman atau kecaman terang-terangan

Didalam obedience terdapat dinamika otoritas, tanggung jawab dan kepatuhan, kekuatan peran, dan teknik foot in the door.

Power


Capacity to influence others, even when these others try to resist this influence.”
Tahukah kamu bahwa beberapa orang memiliki power. Coba perhatikan guru/dosenmu, ketua kelompokmu, bahkan orang tuamu. Atau, coba sadari saat kamu kerja kelompok dengan teman-temanmu, mengobrol bersama sahabat-sahabatmu, atau bahkan saat presentasi di depan kelas. Apakah kamu memiliki power di atas mereka? Itulah yang dinamakan dengan individual power. Individual power membawa kita kepada tindakan yang disebut dengan obedience. Obedience merupakan tindakan mematuhi/menyetujui langsung perintah dari seseorang. Jadi, perintah langsung dari dosenmu (yang punya individual power) untuk mengerjakan suatu tugas mau nggak mau pasti kamu patuhi kan (melakukan obedience)?

Selain individual power, ada satu lagi yang disebut dengan group power. Group power ini mengarahkan kita ke suatu tindakan yang disebut dengan conformity. Conformity ini adalah perubahan tingkah laku atau keyakinan sebagai hasil dari tekanan dalam kelompok yang terasa nyata ataupun dalam bayangan kalian. Nah coba perhatikan baju yang kamu kenakan dengan gengmu, sama atau tidak? Atau coba perhatikan geng sebelah, apakah seluruh anggota kelompoknya merokok? Jika ya, itulah yang disebut dnegan conformity. Jadi, mungkin di antara anggota gengmu ada yang memiliki power, sehingga anggota gengmu perlahan-lahan satu persatu mengubah tingkah lakunya agar sama satu sama lain. Nah, sebenarnya, ancaman untuk tidak melakukan conformity dalam suatu kelompok ini tidak langsung, jadi kita sendiri lah yang berimajinasi tentang reaksi anggota kelompok jika kita tidak melakukan hal yang sama dengan mereka.
Nah, dengan 6 key power yang diidentifikasi oleh French dan Raven di bawah ini, coba kalian perhatikan mana yang cocok dengan dirimu atau orang sekitarmu yang sekiranya punya power:

Reward power: Orang yang mampu memberi reward kepada orang lain.


Coercive power: Orang yang mampu memberi punishment kepada orang yang tidak memenuhi permintaan atau kehendaknya.

Legitimate power: Orang yang menjadi pihak otoritas yang punya hak yang diakui untuk membuat orang lain patuh pada dia.

Referent power: Orang yang punya kharisma.


Expert power: Punya keahlian tertentu.
Informational power: Orang yang dianggap sebagai sumber terpercaya, pendukung, konsisten.



Influence dibagi menjadi dua, yaitu majority influence dan minority influence. Majority influence merupakan pengaruh mayoritas terhadap yang minoritas, sama seperti group power. Sedangkan minority influence merupakah pengaruh minoritas terhadap yang mayoritas, seperti individual power.


Jadi berdasarkan eksperimen yang dilakukan oleh seseorang bernama Solomon Asch, conformity pada kelompok dipengaruhi oleh adanya keseragaman suara, dan tergantung dari jumlah anggota kelompoknya. Menurut Solomon Asch conformity terjadi jika sudah ada 3 hingga 5 orang dalam suatu kelompok yang berpendapat sama. Pengaruh mayoritas yang menghasilkan conformity ini dibatasi lagi terjadinya sesuai dengan budaya dan jaman, jenis kelamin, faktor individu, serta situasi dan kondisi tertentu. Budaya Indonesia merupakan budaya kolektivis dimana kita lebih mementingkan kenyamanan orang lain terhadap diri kita, sehingga mudah sekali kita melakukan  conformity. Lalu, ada lagi penelitian yang menunjukkan bahwa wanita lebih sering melakukan conformity, karena solidaritasnya lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Selain itu, ada beberapa factor individu seperti jabatan dan kepribadian yang memengaruhi orang tersebut untuk melakukan conformity. Jika jabatannya tinggi, dia akan gengsi melakukannya kan?

Berdasarkan eksperimen dari seseorang bernama Moscovici tentang adanya pengaruh minoritas. Menurut Moscovici, status mempengaruhi pengaruh minoritas. Jadi, semakin tinggi status seseorang, maka kapasitasnya untuk mempengaruhi mayoritas akan semakin besar. Misalnya dosen, dosen memiliki pengaruh minoritas, karena dosen berhasil mempengaruhi mayoritas, yaitu para mahasiswa.