Wednesday, December 19, 2012

Power


Capacity to influence others, even when these others try to resist this influence.”
Tahukah kamu bahwa beberapa orang memiliki power. Coba perhatikan guru/dosenmu, ketua kelompokmu, bahkan orang tuamu. Atau, coba sadari saat kamu kerja kelompok dengan teman-temanmu, mengobrol bersama sahabat-sahabatmu, atau bahkan saat presentasi di depan kelas. Apakah kamu memiliki power di atas mereka? Itulah yang dinamakan dengan individual power. Individual power membawa kita kepada tindakan yang disebut dengan obedience. Obedience merupakan tindakan mematuhi/menyetujui langsung perintah dari seseorang. Jadi, perintah langsung dari dosenmu (yang punya individual power) untuk mengerjakan suatu tugas mau nggak mau pasti kamu patuhi kan (melakukan obedience)?

Selain individual power, ada satu lagi yang disebut dengan group power. Group power ini mengarahkan kita ke suatu tindakan yang disebut dengan conformity. Conformity ini adalah perubahan tingkah laku atau keyakinan sebagai hasil dari tekanan dalam kelompok yang terasa nyata ataupun dalam bayangan kalian. Nah coba perhatikan baju yang kamu kenakan dengan gengmu, sama atau tidak? Atau coba perhatikan geng sebelah, apakah seluruh anggota kelompoknya merokok? Jika ya, itulah yang disebut dnegan conformity. Jadi, mungkin di antara anggota gengmu ada yang memiliki power, sehingga anggota gengmu perlahan-lahan satu persatu mengubah tingkah lakunya agar sama satu sama lain. Nah, sebenarnya, ancaman untuk tidak melakukan conformity dalam suatu kelompok ini tidak langsung, jadi kita sendiri lah yang berimajinasi tentang reaksi anggota kelompok jika kita tidak melakukan hal yang sama dengan mereka.
Nah, dengan 6 key power yang diidentifikasi oleh French dan Raven di bawah ini, coba kalian perhatikan mana yang cocok dengan dirimu atau orang sekitarmu yang sekiranya punya power:

Reward power: Orang yang mampu memberi reward kepada orang lain.


Coercive power: Orang yang mampu memberi punishment kepada orang yang tidak memenuhi permintaan atau kehendaknya.

Legitimate power: Orang yang menjadi pihak otoritas yang punya hak yang diakui untuk membuat orang lain patuh pada dia.

Referent power: Orang yang punya kharisma.


Expert power: Punya keahlian tertentu.
Informational power: Orang yang dianggap sebagai sumber terpercaya, pendukung, konsisten.



Influence dibagi menjadi dua, yaitu majority influence dan minority influence. Majority influence merupakan pengaruh mayoritas terhadap yang minoritas, sama seperti group power. Sedangkan minority influence merupakah pengaruh minoritas terhadap yang mayoritas, seperti individual power.


Jadi berdasarkan eksperimen yang dilakukan oleh seseorang bernama Solomon Asch, conformity pada kelompok dipengaruhi oleh adanya keseragaman suara, dan tergantung dari jumlah anggota kelompoknya. Menurut Solomon Asch conformity terjadi jika sudah ada 3 hingga 5 orang dalam suatu kelompok yang berpendapat sama. Pengaruh mayoritas yang menghasilkan conformity ini dibatasi lagi terjadinya sesuai dengan budaya dan jaman, jenis kelamin, faktor individu, serta situasi dan kondisi tertentu. Budaya Indonesia merupakan budaya kolektivis dimana kita lebih mementingkan kenyamanan orang lain terhadap diri kita, sehingga mudah sekali kita melakukan  conformity. Lalu, ada lagi penelitian yang menunjukkan bahwa wanita lebih sering melakukan conformity, karena solidaritasnya lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Selain itu, ada beberapa factor individu seperti jabatan dan kepribadian yang memengaruhi orang tersebut untuk melakukan conformity. Jika jabatannya tinggi, dia akan gengsi melakukannya kan?

Berdasarkan eksperimen dari seseorang bernama Moscovici tentang adanya pengaruh minoritas. Menurut Moscovici, status mempengaruhi pengaruh minoritas. Jadi, semakin tinggi status seseorang, maka kapasitasnya untuk mempengaruhi mayoritas akan semakin besar. Misalnya dosen, dosen memiliki pengaruh minoritas, karena dosen berhasil mempengaruhi mayoritas, yaitu para mahasiswa.

No comments:

Post a Comment