“Capacity
to influence others, even when these others try to resist this influence.”
Tahukah
kamu bahwa beberapa orang memiliki power.
Coba perhatikan guru/dosenmu, ketua kelompokmu, bahkan orang tuamu. Atau, coba
sadari saat kamu kerja kelompok dengan teman-temanmu, mengobrol bersama
sahabat-sahabatmu, atau bahkan saat presentasi di depan kelas. Apakah kamu
memiliki power di atas mereka? Itulah
yang dinamakan dengan individual power. Individual power
membawa kita kepada tindakan yang disebut dengan obedience. Obedience merupakan tindakan mematuhi/menyetujui langsung perintah
dari seseorang. Jadi, perintah langsung dari dosenmu (yang punya individual power) untuk mengerjakan
suatu tugas mau nggak mau pasti kamu patuhi kan (melakukan obedience)?
Selain
individual power, ada satu lagi yang
disebut dengan group power. Group power ini mengarahkan kita ke suatu tindakan yang disebut dengan conformity. Conformity ini adalah perubahan
tingkah laku atau keyakinan sebagai hasil dari tekanan dalam kelompok yang
terasa nyata ataupun dalam bayangan kalian.
Nah coba perhatikan baju yang kamu kenakan dengan gengmu, sama atau tidak?
Atau coba perhatikan geng sebelah, apakah seluruh anggota kelompoknya merokok?
Jika ya, itulah yang disebut dnegan conformity.
Jadi, mungkin di antara anggota gengmu ada yang memiliki power, sehingga anggota gengmu
perlahan-lahan satu persatu mengubah tingkah lakunya agar sama satu sama lain.
Nah, sebenarnya, ancaman untuk tidak melakukan conformity dalam suatu kelompok ini tidak langsung, jadi kita
sendiri lah yang berimajinasi tentang reaksi anggota kelompok jika kita tidak
melakukan hal yang sama dengan mereka.
Nah,
dengan 6 key
power yang diidentifikasi oleh French dan Raven di bawah ini,
coba kalian perhatikan mana yang cocok dengan dirimu atau orang sekitarmu yang
sekiranya punya power:
Reward power: Orang yang mampu
memberi reward kepada orang lain.
Coercive power: Orang yang mampu memberi punishment kepada orang
yang tidak memenuhi permintaan atau kehendaknya.
Legitimate power: Orang yang menjadi pihak otoritas yang punya hak yang
diakui untuk membuat orang lain patuh pada dia.
Referent power: Orang yang punya kharisma.
Expert power: Punya keahlian tertentu.
Informational power: Orang yang dianggap sebagai sumber
terpercaya, pendukung, konsisten.
Influence dibagi menjadi dua, yaitu majority influence dan minority influence. Majority influence merupakan pengaruh
mayoritas terhadap yang minoritas, sama seperti group power. Sedangkan minority
influence merupakah pengaruh minoritas terhadap yang mayoritas, seperti individual power.
Jadi berdasarkan eksperimen yang dilakukan oleh
seseorang bernama Solomon Asch, conformity pada kelompok dipengaruhi
oleh adanya keseragaman suara, dan tergantung dari jumlah anggota kelompoknya. Menurut Solomon Asch conformity terjadi
jika sudah ada 3 hingga 5 orang dalam suatu kelompok yang berpendapat sama.
Pengaruh mayoritas yang menghasilkan conformity ini dibatasi lagi
terjadinya sesuai dengan budaya dan jaman, jenis kelamin,
faktor individu, serta situasi dan kondisi tertentu. Budaya Indonesia merupakan budaya kolektivis dimana kita
lebih mementingkan kenyamanan orang lain terhadap diri kita, sehingga mudah
sekali kita melakukan conformity. Lalu, ada lagi penelitian
yang menunjukkan bahwa wanita lebih sering melakukan conformity, karena solidaritasnya lebih tinggi dibandingkan dengan
pria. Selain itu, ada beberapa factor individu seperti jabatan dan kepribadian
yang memengaruhi orang tersebut untuk melakukan conformity. Jika jabatannya tinggi, dia akan gengsi melakukannya
kan?
Berdasarkan eksperimen dari seseorang
bernama Moscovici tentang adanya pengaruh minoritas. Menurut Moscovici, status mempengaruhi pengaruh minoritas. Jadi, semakin tinggi status
seseorang, maka kapasitasnya untuk mempengaruhi mayoritas akan semakin besar.
Misalnya dosen, dosen memiliki pengaruh minoritas, karena dosen berhasil
mempengaruhi mayoritas, yaitu para mahasiswa.
No comments:
Post a Comment