Wednesday, December 19, 2012

Konflik


Setiap kelompok tentunya pernah memliki atau pernah terjadinya sebuah konflik. konflik merupakan ketidaksetujuan, perselisihan dan pergesekan yang terjadi ketika tindakan atau keyakinan satu maupun lebih anggota kelompok tidak diterima dan ditolak oleh satu atau lebih anggota kelompok yang lain (Forsyth, 1999). Seperti contohnya seorang anggota kelompok yang berbeda pendapat dengan anggota kelompok lainnya yang akhirnya menimbulkan suatu konflik dalam kelompok tersebut. Adapun konflik dibagi menjadi 2 bagian, yaitu konflik dalam suatu anggota itu sendiri (intragroup conflict) dan konflik yang terjadi antar kelompok yang berbeda (Intergroup conflict). Kebanyakan orang menganggap bahwa konflik merupakan suatu hal yang berbahaya, namun perlu diketahui bahwa tidak semua konflik berbahaya. Selama konflik dapat diselesaikan, hal ini menjadi fungsi yang baik dan tetap mengeratkan hubungan yang baik dalam kelompok (Johnson, 2002).
Konflik memiliki beberapa jenis, yaitu negative conflict dan positive conflict (Johnson, 2002). Negative conflict merupakan konflik yang terjadi di dalam suatu kelompok dan disembunyikan, sehingga dampaknya yaitu terjadinya penurunan dan kemunduran pada kelompok tersebut. Sementara pada positive conflict merupakan konflik yang memberikan ruang gerak untuk anggota kelompok agar dapat berkembang lebih baik. Misalnya saja, ada persaingan antar anggota kelompok yang nantinya membuat anggota kelompok bersaing untuk mendapatkan hasil yang terbaik, sehingga hal ini nantinya mampu membawa kelompok pada hasil kerja yang lebih baik karena anggota kelompok lebih termotivasi untuk bekerja.
Menurut Witteman, kebanyakan orang memilih untuk menghindari situasi yang penuh dengan konflik (dalam Forsyth, 1999), namun konflik itu adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindari dalam suatu kelompok. Adapun penyebab munculnya konflik yaitu :
1.    Ketidakpuasan dan Ketidaksetujuan
Konflik personal juga disebut konflik kepribadian atau konflik afektif yang merupakan akar masalah dari individu yang juga berdampak pada kelompok lain dan anggotanya.
2.    Substantive Conflict
Substantive conflict adalah ketidaksetujuan atas masalah yang relevan dengan tujuan kelompok dan hasilnya.
3.    Procedural Conflict
Ketidaksetujuan atas metode kelompok yang digunakan untuk melengkapi tugas dasar.

4.    Competition and Conflict
Competition adalah suatu situasi kinerja yang disusun sedemikian rupa sehingga salah satu anggota kelompok yang sukses dan yang lain gagal (Johnson 2002). Contohnya dalam sebuah perlombaan yang memiliki kompetisi dan konflik yang terjadi turut andil didalamnya.
Confrontation and Escalation
Dalam confrontation and escalation  terdapat 6 hal yaitu, Uncertaintyà Commitment, Perception       Misperception, Weak Tactics   à   Stronger Tactics, Reciprocity   à   Upward Conflict Spiral, Few à     Many, dan Irritation   à    Anger.
Uncertainty à Commitment
Seseorang akan mempertahankan komitmen mereka ketika jabatan mereka sedang terancam, daripada memahami mengapa hal itu terjadi.
Perception à Misperception
Saat seseorang berkonflik dengan orang lain, reaksi yang mereka timbulkan  akan berbeda-beda berdasarkan persepsi dan seseorang yang berada dalam situasi tersebut.

Weak Tactics    à  Stronger Tactics
Kita mampu untuk memengaruhi seseorang untuk apapun dengan cara pemberian rewar, reinforcement, hukuman, ancaman, negosiasi dan lain-lain. Biasanya kits akan melakukan taktik untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Pertama-tama menggunakan taktik yang lemah terlebih dahulu, kemudian mengeluarkan taktik yang lain yang lebih kuat.

Reciprocity  à   Upward Conflict Spiral
Reciprocity adalah saat dimana orang yang pernah menolong kita meminta bantuan kita, kita balik membantu mereka. Sehingga, dapat di katakan norma yang berlaku sama saat seseorang menyakiti kita, maka, kita bisa menyakiti mereka kembali.  Sehingga, dapat dikatakan bahwa reciprocity merupakan suatu balas budi,
Few   à   Many
                        Berkoalisi  dengan kelompok lain merupakan hal yang marak terjadi di banyak kelompok. Hal tersebut dilakukan untuk menambah kekuatan bagi suatu kelompok untuk tujuan mengalahkan kelompok yang lain.  Tetapi, kelompok koalisi juga memiliki kontribusi yang sama dalam menimbulkan konflik.

Irritation à Anger
Tanda-tanda terjadinya sebuah konflik adalah ketika emosi negative seseorang meningkat dan perselisihan memuncak.  Seseorang akan lebih mudah mengeluarkan emosi negatifnya kepada seseorang yang mereka kenal dibandingkan dengan orang asing atau orang yang baru mereka kenal. Di sebutkan juga bahwa marah juga dapat mengakibatkan meningkatnya sisi negative dari konflik.
Di dalam suatu negosiasi mungkin terjadi beberapa kemungkinan yang terjadi, diantaranya sebagai berikut (Spangler, 2003):
v  Win-Win adalah situasi dimana setiap sisi sengketa merasa menang. Hal ini terjadi ketika kedua belah pihak sama-sama mendapatkan keuntungan dari skenario, jadi resolusi sebuah konflik diterima secara sukarela. Agar hal ini tercapai, maka dilakukan tawar-menawar dengan  kedua belah pihak.
v  Win-Lose  adalah  situasi dimana hanya ada satu  pihak yang merasa hasil positif dan satu pihak lainnya tidak mendapatkan apapun.
v  Lose-Lose berarti bahwa melalui proses negosiasi cenderung membuat semua pihak berakhir menjadi lebih buruk, sehingga semua pihak merasa dirugikan.

No comments:

Post a Comment